Demokrat Unfollow Anas ?

Proses Penonaktifan Anas urbaningrum sebagai ketua umum partai demokrat oleh Susilo Bambang Yudhoyono dalam kaitan pembebastugasan dari segala kewenangan partai membuktikan betapa kuat peran SBY dalam partai demokrat, partai besar yang berkuasa selama satu dekade ini. Dan SBY selaku ketua dewan pembina partai mengambil alih segala bentuk kewenangan jabatan Anas urbaningrum dalam partai. Penonaktifan anas ini dianggap sebagai keputusan yang berbau konspirasi menuju pemilu 2014, mengingat Anas bukan merupakan anak kesayangan SBY dalam partai. Desas desus SBY mencalonkan Gita Wirjawan sebagai Capres dari partai demokrat. Alasan utama penonaktifan Anas bersumber pada elektabilitas survey yang menunjukan tingkat prosentase pemilih mengalami penurunan oleh SMRC. Dan Anas dianggap sebagai biang keladi penurunan elektabilitas Partai, karena selalu dikaitkan dengan skandal-skandal korupsi, meski pembuktian kasus Anas belumlah final oleh para penyidik KPK.

Kasus pemakzulan Anas akan berimbas pada kinerja DPC dan DPD Partai Demokrat yang mayoritas secara terbuka mendukung Anas Urbaningrum untuk tetap memimpin Partai. Sangat dimungkinkan para pendukung Anas akan marah dan akan menyatakan mosi tidak percaya pada SBY, mengingat penonaktifan Anas terkesan memaksa dan terburu-buru. Kasus penzaliman seperti ini pernah terjadi pada SBY saat masa kepemimpinan Megawati.

Banyak para pendukung Anas untuk digantung di Monas berbalik simpati dan mencemooh SBY soal penonaktifan ketua umum partai ini di twitter. Partai yang dianggap demokratis telah menyimpang ketentuan akibat dari khayalan sebuah lembaga survey. Inilah partai demokrat, partai yang tidak demokratis. Mengingat isu Anas tidak ada Saat SBY Sampaikan Solusi Penyelamatan Demokrat

Selain menyoroti  persoalan internal partai demokrat, publik juga mulai meragukan independensi KPK sebagai lembaga hukum. Intervensi SBY pada KPK saat berkeluh pada pidatonya soal status Anas yang tersandera skandal hukum yang mengambang telah membukakan mata publik betapa mudahnya tangan penguasa dalam memutuskan suatu vonis secara sepihak.

Mengapa SBY tidak berkaca pada dinding mengingat bayangan berbeda dengan aslinya, kinerja pemerintahan tidaklah sesuai saat dilapangan. Imbas akan kinerja pemerintahan yang korup adalah prosentase terbesar penyebab kemerosotan elektabilitas partainya. Seharusnya Demokrat tahu itu.

Komentar